Subnetting IPv4 untuk Pemula: Cara Membagi Jaringan dalam 5 Langkah Sederhana!

Cara Kerja Subnetting IPv4: Panduan Langkah Demi Langkah dengan Contoh Praktis

Langkah 1: Tentukan Kebutuhan Subnet

Action Plan:

  1. Identifikasi jumlah subnet yang dibutuhkan
  2. Tentukan jumlah host maksimal per subnet
  3. Tambahkan buffer 20-30% untuk ekspansi future

Contoh Kasus:

Perusahaan membutuhkan:

  • 4 subnet (HR, IT, Marketing, Guest WiFi)
  • Masing-masing subnet menampung ±50 host
  • Network awal: 192.168.1.0/24

Selalu hitung kebutuhan riil + cadangan. Untuk 50 host, rencanakan untuk ±64 host.

Langkah 2: Hitung Subnet Mask Baru

Setelah mengetahui jumlah subnet, kita perlu menentukan berapa bit dari bagian host yang harus dipinjam untuk dijadikan bagian network. Gunakan rumus:

Jumlah subnet = 2ⁿ (n = bit yang dipinjam dari host portion)

Host tersedia = 2ʰ – 2 (h = sisa host bits)

Perhitungan:

  1. Host requirement: 50 → butuh 6 host bits (2⁶-2 = 62 host)
  2. Network awal /24 (8 host bits) → pinjam 2 bit untuk subnet (2² = 4 subnet)
  3. Subnet mask baru: /26 (24+2) atau 255.255.255.192

Visualisasi Bit:

Original: 11111111.11111111.11111111.00000000 (/24)

New:     11111111.11111111.11111111.11000000 (/26)

          [Network]          [Sub][Host]

Langkah 3: Tentukan Blok Subnet

Setelah subnet mask baru ditentukan, jaringan utama dibagi menjadi beberapa blok subnet.

Magic Number Formula:

Block size = 256 - last octet subnet mask

Contoh: 256 - 192 = 64

Misalnya, dari jaringan awal 192.168.1.0/24, Anda bisa membuat subnet baru sebagai berikut:

  1. Subnet 1: 192.168.1.0/26 (0-63)
  2. Subnet 2: 192.168.1.64/26 (64-127)
  3. Subnet 3: 192.168.1.128/26 (128-191)
  4. Subnet 4: 192.168.1.192/26 (192-255)

Catatan: Setiap subnet memiliki 62 host usable (64 total – network – broadcast).

Langkah 4: Hitung Range IP Valid

Untuk setiap subnet, Anda harus menentukan alamat IP yang valid untuk perangkat (host), alamat network, dan alamat broadcast. Contohnya untuk subnet 192.168.1.0/26:

  • Network Address: 192.168.1.0
  • Host Valid:
    • Pertama: 192.168.1.1
    • Terakhir: 192.168.1.62
    • Broadcast: 192.168.1.63

Cheat Sheet Cepat:

SubnetNetwork AddressFirst HostLast HostBroadcast
1192.168.1.0192.168.1.1192.168.1.62192.168.1.63
2192.168.1.64192.168.1.65192.168.1.126192.168.1.127

Langkah 5: Verifikasi dengan Studi Kasus Nyata

Scenario:

  • 3 departemen (HR, IT, Marketing)
  • Maksimal 30 host per subnet
  • Network: 192.168.1.0/24

Solusi:

  1. Hitung kebutuhan: 30 host → 5 host bits (2⁵-2=30)
  2. Subnet mask: /27 (32-5) atau 255.255.255.224
  3. Block size: 256-224=32
  4. Subnet Allocation:
    • HR: 192.168.1.0/27 (1-30)
    • IT: 192.168.1.32/27 (33-62)
    • Marketing: 192.168.1.64/27 (65-94)

Gunakan diagram untuk visualisasi:

[ HR ] 192.168.1.0/27    Host: 1-30

[ IT ] 192.168.1.32/27   Host: 33-62

[ MKT ] 192.168.1.64/27  Host: 65-94

Kesalahan Umum dalam Subnetting dan Solusi Praktis

1. Salah Menghitung Subnet Mask

  • Menggunakan subnet mask yang tidak sesuai kebutuhan
    Contoh: Butuh 60 host/subnet tapi pakai /27 (hanya 30 host)
  • Akibat: Jaringan tidak berfungsi optimal, IP conflict

2. Lupa Alokasi Network & Broadcast Address

  • Menganggap semua IP dalam range bisa dipakai
    Contoh: Di subnet 192.168.1.0/26, mengira range 0-63 semua usable

3. Overlapping Subnet Ranges

Subnet yang tumpang tindih

Contoh:

  • Subnet A: 192.168.1.0/26 (0-63)
  • Subnet B: 192.168.1.32/27 (32-63) → Terjadi overlap!

4. Tidak Meninggalkan Ruang Ekspansi

  • Mengalokasikan IP pas-pasan
    Contoh: Butuh 30 host → Langsung pakai /27 (30 host)

5. Salah Konversi CIDR ke Subnet Mask

  • Keliru mengartikan notasi CIDR
    Contoh: Mengira /25 = 255.255.255.5 (salah!)

 “Selalu test subnetting dengan ping test dan traceroute sebelum deploy ke production. Gunakan lab simulator seperti Cisco Packet Tracer untuk latihan!”

Tools untuk Mempermudah Subnetting

Melakukan perhitungan subnetting IPv4 secara manual memang bermanfaat untuk latihan dan pemahaman dasar. Namun dalam praktik profesional, terutama saat menangani jaringan yang kompleks, penggunaan tools dan bantuan visual sangat membantu mempercepat dan meminimalisir kesalahan.

Berikut adalah beberapa alat bantu terbaik yang bisa digunakan untuk menyederhanakan proses subnetting:

1. Subnet Calculator

Kalkulator subnetting membantu Anda menentukan:

  • Jumlah subnet yang dapat dibuat.
  • Jumlah host yang tersedia per subnet.
  • Range IP valid, alamat broadcast, dan network address.
  • Notasi CIDR dan subnet mask secara otomatis.

Rekomendasi Tool:

SolarWinds Advanced Subnet Calculator

→ Gratis dan sangat akurat, cocok untuk sistem administrator.

Website: solarwinds.com

Spiceworks Subnet Calculator

→ Berbasis web, ringan, dan user-friendly.

Website: spiceworks.com

2. Simulator Jaringan

Jika Anda ingin menguji subnet secara interaktif, gunakan simulator jaringan. Anda bisa membuat topologi virtual, mengatur subnet mask, dan melihat langsung bagaimana perangkat saling berkomunikasi.

Rekomendasi:

Cisco Packet Tracer

→ Simulator resmi dari Cisco, ideal untuk latihan subnetting, routing, dan konfigurasi perangkat jaringan.

Cocok untuk pelajar dan profesional IT.

GNS3 (Graphical Network Simulator-3)

→ Lebih canggih dan fleksibel, digunakan untuk simulasi jaringan berskala besar.

Artikel Terbaru