7. Source IP Hash
Source IP hash adalah teknik load balancing yang menggunakan hash dari alamat IP client dan bobot server untuk memilih server. Teknik ini memastikan bahwa semua permintaan dari client yang sama selalu diarahkan ke server yang sama, dengan mempertimbangkan kapasitas server.
Cara Kerja:
- Load balancer menerima permintaan dari client.
- Load balancer menghitung hash dari alamat IP client dan bobot server.
- Load balancer memilih server berdasarkan nilai hash dan bobot server.
- Load balancer mengirimkan permintaan ke server yang dipilih.
- Server memproses permintaan dan mengirimkan respons kepada client.
Kelebihan:
- Memastikan bahwa semua permintaan dari client yang sama selalu diarahkan ke server yang sama.
- Meningkatkan performa dan stabilitas koneksi.
- Mendistribusikan beban kerja secara merata antar server dengan mempertimbangkan kapasitas server.
Kekurangan:
- Jika server yang dipilih gagal, semua permintaan dari client yang sama akan gagal.
- Kompleksitasnya lebih tinggi dibandingkan teknik IP hash.
Contoh Penerapan:
- Aplikasi web dengan banyak pengguna yang sering melakukan login dan logout.
- Aplikasi web yang menggunakan cookie untuk menyimpan data sesi.
- Aplikasi web dengan server yang memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
8. URL Hash
URL hash adalah teknik load balancing yang menggunakan hash dari URL request untuk memilih server. Teknik ini memastikan bahwa semua request untuk URL yang sama selalu diarahkan ke server yang sama, sehingga dapat meningkatkan performa dan stabilitas caching.
Cara Kerja:
- Load balancer menerima request dari client.
- Load balancer menghitung hash dari URL request.
- Load balancer memilih server berdasarkan nilai hash.
- Load balancer mengirimkan request ke server yang dipilih.
- Server memproses request dan mengirimkan respons kepada client.
Kelebihan:
- Memastikan bahwa semua request untuk URL yang sama selalu diarahkan ke server yang sama.
- Meningkatkan performa dan stabilitas caching.
- Mudah diimplementasikan.
Kekurangan:
- Jika server yang dipilih gagal, semua request untuk URL yang sama akan gagal.
- Tidak mempertimbangkan beban kerja server saat ini atau waktu respons server.
Contoh Penerapan:
- Aplikasi web dengan banyak konten statis, seperti gambar, video, dan file JavaScript.
- Aplikasi web yang menggunakan caching untuk mempercepat waktu loading halaman.
- Aplikasi web dengan CDN (Content Delivery Network) yang terintegrasi.
9. Global Server Load Balancing (GSLB)
Global Server Load Balancing (GSLB) adalah teknik load balancing yang mendistribusikan beban kerja antar server yang terletak di berbagai lokasi geografis. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan performa dan ketersediaan aplikasi web bagi pengguna di seluruh dunia dengan meminimalkan latensi dan memaksimalkan throughput.
Cara Kerja:
- GSLB menerima request dari client.
- GSLB menentukan lokasi geografis client.
- GSLB memilih server yang paling dekat dengan lokasi geografis client berdasarkan berbagai faktor, seperti latensi, bandwidth, dan beban kerja server.
- GSLB mengirimkan request ke server yang dipilih.
- Server memproses request dan mengirimkan respons kepada client.
Kelebihan:
- Meningkatkan performa dan ketersediaan aplikasi web bagi pengguna di seluruh dunia.
- Meminimalkan latensi dan memaksimalkan throughput.
- Meningkatkan pengalaman pengguna dengan meminimalkan waktu loading halaman.
Kekurangan:
- Kompleksitasnya lebih tinggi dibandingkan teknik load balancing tradisional.
- Membutuhkan infrastruktur dan konfigurasi yang lebih kompleks.
- Biaya implementasi dan operasinya lebih tinggi.
Contoh Penerapan:
- Perusahaan multinasional dengan website dan aplikasi web yang digunakan oleh pengguna di seluruh dunia.
- Penyedia layanan streaming video dengan CDN yang terintegrasi.
- Platform e-commerce global dengan traffic dari berbagai negara.
Artikel Menarik Lainnya
10. Random with Two Choices
Random with Two Choices adalah teknik load balancing yang memilih server secara acak dari dua server yang tersedia. Teknik ini sederhana dan mudah diimplementasikan, namun kurang optimal dibandingkan teknik lain.
Cara Kerja:
- Load balancer menerima request dari client.
- Load balancer memilih salah satu dari dua server yang tersedia secara acak.
- Load balancer mengirimkan request ke server yang dipilih.
- Server memproses request dan mengirimkan respons kepada client.
Kelebihan:
- Sederhana dan mudah diimplementasikan.
- Tidak memerlukan konfigurasi yang kompleks.
Kekurangan:
- Kurang optimal dibandingkan teknik lain.
- Tidak mempertimbangkan beban kerja server saat ini atau waktu respons server.
- Kemungkinan salah satu server kelebihan beban lebih tinggi.
Contoh Penerapan:
- Aplikasi web dengan traffic yang rendah dan statis.
- Website sederhana dengan beban kerja yang seimbang.
- Skenario pengujian atau pengembangan.